-->

Info Terbaru 2022

Pendidikan Jangan Hingga Mencetak Robot!

Pendidikan Jangan Hingga Mencetak Robot!
Pendidikan Jangan Hingga Mencetak Robot!

Sistem pendidikan idealnya mencetak lulusan yang bisa berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan siap menghadapi perubahan. Namun yang terlihat dari sistem pendidikan di Indonesia justru sebaliknya. Pendidikan hanya menjadi formalitas untuk mendapat evaluasi tinggi yang bahkan tidak sanggup dipertanggungtpendapatkan. Peserta didik hanya dibebankan pada banyak kiprah dan PR sehingga seringkali tidak mendapat kesempatan untuk berciptaan sesuai bidang yang mereka sukai.

Sistem pendidikan idealnya mencetak lulusan yang bisa berpikir kritis Pendidikan Jangan Sampai Mencetak Robot!

Sistem pendidikan ketika ini juga mematikan kreativitas dan menghasilkan lulusan robot, yakni lulusan yang hanya bisa bekerja di bidang statis dan hanya jalan di tempat. Pekerjaan itu nantinya akan digantikan oleh robot sungguhan. Menurut penelitian dari Frey dan Osborne (2013), diperkirakan 47 persen pekerjaan memberikansiko digantikan oleh komputer. Pekerjaan yang paling memberikansiko yakni pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah. Knorma dan sopan santun teknologi semakin berkembang, pekerjaan yang bersifat repetitif akan digantikan oleh komputer atau robot.

Komputer tidak hanya membantu pekerjaan, tetapi juga mengambilalih pekerjaan manusia. Kita sudah melihat fenomena berkurangnya lapangan kerja akhir komputerisasi pada Industri 3.0. Pekerjaan menyerupai manajemen yang dulu membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengetik dan mengelola arsip dan dokumen, sekarang tiruananya bisa dilakukan hanya dengan beberapa staf manajemen beserta komputernya. Pabrik yang berlalu dan silam membutuhkan banyak tenaga kerja sekarang sanggup berproduksi jauh ludang kecepeh banyak dengan jumlah tenaga kerja yang sama bahkan ludang kecepeh sedikit.

Industri sudah mulai menuju periode Industri 4.0, yang ditandai dengan penggunaan teknologi yang terintegrasi dan pemanfaatan internet dalam industri. Hasilya berupa industri yang jauh ludang kecepeh efisien, menghasilkan produk yang ludang kecepeh banyak dengan tenaga kerja yang jauh ludang kecepeh sedikit. Sudah siapkah SDM Indonesia menghadapi hal tersebut?

Seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan penurunan angka lapangan kerja akhir kecanggihan komputer dan robot ketika ini. Karena knorma dan sopan santun pekerjaan repetitif digantikan oleh komputer atau robot, maka insan bisa berserius pada pekerjaan yang memerlukan kreativitas dan analisa tinggi. Meskipun telah berkembang teknologi kecerdasan buatan, akan tetapi hal tersebut masih sangat jauh prosesnya untuk mendekati kecerdasan manusia. Selain itu, perkembangan teknologi juga akan menghasilkan lapangan pekerjaan baru. Siapa yang akan menyangka bahwa ketika ini ada profesi analis media sosial, perancang aplikasi, dan lainnya yang berkaitan dengan komputer?

Maka dari itu, setiap orang harus menguasai keterampilan komputer. Akan tetapi, keterampilan teknis menyerupai menjalankan komputer, memakai internet, dan menguasai perangkat lunak komputer tidaklah cukup. Untuk menghadapi ketidakpastian pekerjaan sebab komputerisasi dan robotisasi, keterampilan yang harus dimiliki setiap orang yakni keterampilan pemrograman. Untuk menguasai keterampilan tersebut, akseptor didik perlu diajarkan bahasa pemrograman. Meskipun sudah ada spesialisasi pemrograman, setidaknya setiap orang tahu dasar-dasar bahasa pemrograman dan bagaimana citra dunia pemrograman. Bahasa pemrograman semestinya dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia di samping bahasa ibu dan bahasa asing.

Knorma dan sopan santun sistem pendidikan menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga bisa memberikannovasi dan mengimplementasikan hasil penemuan tersebut dalam bentuk kegiatan komputer atau robot, maka semakin meningkatlah produktivitas SDM Indonesia yang sangat diharapkan untuk bersaing dengan negara-negara lain. Sistem pendidikan jangan hingga mencetak robot, tetapi mencetak lulusan pencipta robot.

Daftar Pustaka

Frey, Carl Benedikt, dan Michael A. Osborne. "The future of employment: how susceptible are jobs to computerisation?." Technological forecasting and social change 114 (2017): 254-280.

Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90